Saturday, March 9, 2013

Faktor-faktor Penentu Kebutuhan Panjang Runway


Faktor-faktor Penentu Kebutuhan Panjang Runway


Panjang landas pacu sebuah bandar udara sering kali dipahami hanya ditentukan oleh jenis pesawat udara yang melakukan pendaratan dan lepas landas di bandar udara tersebut.Terkadang dianggap hanya sebagai sebuah hapalan bahwa untuk operasional pesawat sekelas Cessna Grand Caravan cukup dibutuhkan runway sepanjang 350m. Untuk jenis DHC Twin-Otter cukup dengan runway sepanjang 600 m. Untuk pesawat sekelas ATR42, DASH8 atau Fokker 50 cukup diperlukan runway sepanjang 1400 m. Untuk pesawat sekelas Fokker 28 cukup diperlukan runway sepanjang 1850 m. Untuk pesawat sekelas B737 series cukup diperlukan panjang 2250 m. Untuk pesawat sekelas B747 series diperlukan panjang runway 3500 m. Benarkah memang demikian?
Berdasarkan referensi yang tertuang dalam Airport Design Manual (dokumen standar yang dikeluarkan oleh ICAO), panjang landas pacu sebuah bandar udara ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
a.    Kinerja (Performance) Jenis Pesawat Rencana
Setiap jenis pesawat mempunyai karakteristik dan kinerja yang spesifik sesuai dengan kriteria desain pada pasawat tersebut. Selain itu, berat pesawat juga mempunyai mempunyai pengaruh terhadap kebutuhan panjang landasan pacu untuk tinggal landas (take-off) maupun pendaratan (landing). Karena itu karakteristik dan kinerja pesawat udara menjadi dasar utama dalam penentuan kebutuhan panjang ladas pacu bandar udara.
b.   Suhu Udara
Suhu udara di permukaan landasan pacu suatu bandar udara berpengaruh terhadap kebutuhan panjang landas pacu.Berdasarkan standar ISA (International Standard Atmospheric Conditions), suhu standar yang ditetapkan untuk perhitungan panjang landas pacu adalah sebesar 15°C (27°F).Artinya, kinerja dan karakteristik kebutuhan panjang dasar untuk masing-masing jenis pesawat udara ditetapkan pada suhu tersebut.Panjang dasar kebutuhan panjang untuk masing-masing jenis pesawat udara disebut sebagai ARFL (aeroplane reference field of length). Adapun faktor koreksi terhadap suhu yang terjadi pada sebuah bandar udara adalah bahwa setiap perbedaan 1°C panjang landas pacu ditambah sebanyak 0,50 – 1,00 % dari kebutuhan panjang landasan pacu untuk take-off. Sedangkan untuk pendaratan, suhu udara di bandar udara tidak banyak mempunyai pengaruh terhadap kebutuhan panjang landasan pacu.
c.    Keadaan Angin
Untuk keperluan perencanaan, faktor angin baik itu berupa angin sakal (head-wind) ataupun angin buritan (tail-wind) perlu dipertimbangkan. Dalam perhitungan kebutuhan panjang landas pacu, keadaan angin pada umumnya diasumsikan dalam kondisi calm sehingga diabaikan.
d.   Kemiringan Memanjang (Longitudinal Slope)
Faktor kemiringan memanjang landas pacu akan mempengaruhi kebutuhan panjang landas pacu cukup dominan dibandingkan dengan landas pacu horisontal atau rata. Kemiringan 1% akan menyebabkan kebutuhan panjang landas pacu bertambah sekitar 5% tergantung dari  jenis pesawat yang beroperasi.
e.    Permukaan Landas Pacu
Struktur permukaan landas pacu disyaratkan sedemikian rupa sehingga efek gesekan roda pesawat tidak banyak berpengaruh terhadap kebutuhan panjang landas pacu.
f.    Elevasi Permukaan Landas Pacu
Elevasi atau ketinggian permukaan landas pacu di atas permukaan air laut rata-rata (Mean Sea Level – MSL) akan berpengaruh langsung terhadap kebutuhan panjang landas pacu. Semakin tinggi permukaan landas pacu, maka semakin besar kebutuhan panjang landasan pacu.Dalam perencanaan bandar udara pada umumnya dipergunakan ketinggian fisik terhadap MSL.

No comments:

Post a Comment