Saturday, March 9, 2013

Kode Angka dan Huruf pada Ujung Landas Pacu


Kode Angka dan Huruf pada Ujung Landas Pacu


Saat kita sedang take-off atau landing di sebuah bandar udara, pernahkah kita perhatikan angka-angka yang tertera di permukaan ujung-ujung landas pacu? Atau saat kita mau landing di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, pernahkah kita mendengar penjelasan dari pilot pesawat udara bahwa kita akan landing melalui landas pacu 07R?
Apa arti dari frase “landas pacu 07R” itu? Ya, istilah teknis dalam dunia aviasi dan teknik bandar udara memang khas. Namun, kalau kita mau merunut dengan jeli frase kata tersebut dan memperhatikan bagaimana, dari arah mana pesawat udara itu landing, serta memperhatikan layout bandar udaranya, maka sebenarnya kita akan dapat memahami secara mudah arti frase “landas pacu 07R” tersebut.
Berdasarkan standar baku yang dikeluarkan oleh ICAO, landas pacu atau runway sebuah bandar udara memang diberikan nomor kode pada ujung-ujungnya. Ibarat jalan raya, kode garis dan angka yang tertera tersebut merupakan marka atau tanda yang memudahkan pengguna landas pacu memanfaatkannya untuk lepas landas dan mendarat. Nomor kode tersebut selain dimanfaatkan secara visual oleh pilot pesawat udara juga dipergunakan sebagai identitas kode landas pacu dalam komunikasi antara awak pesawat udara dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas di bandar udara.
Nomor kode tersebut pada dasarnya menunjukkan azimuth atau sudut dari ujung-ujung runway terhadap arah utara peta atau utara magnetik.Sebagai contoh, Bandar Udara Adisutjipto – Yogyakarta memiliki kode azimuth runway 09-27.Angka 09 merujuk pada ujung runway sebelah barat dan kode angka 27 merujuk pada ujung runway sebelah timur. Makna dari pemberian angka pada kedua ujung landas pacu tersebut sebenarnya menunjuk bahwa arah landas pacu Bandar Udara Adisutjipto adalah pada sudut 90 derajad dan 270 derajat atau arah timur dan barat. Angka 09 dan 27 tersebut sebenarnya merupakan hasil pembulatan angka dalam dua digit yang mencerminkan sudut terdekat.Berapa sudut atau azimuth riilnya (true bearing) suatu bandar udara?Data tersebut tersaji dalam AIP (Aeronautical Information Publication) yang dikeluarkan oleh otoritas penerbangan suatu negara.Di Indonesia dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan selaku otoritas penerbangan sipil Indonesia.
Bagaimana penomoran landas pacu untuk bandar udara yang memiliki lebih dari sebuah landas pacu?Untuk bandar udara yang memiliki dua buah runway posisinya sejajar, maka disertakan kode huruf mengikuti kode angka yang diberikan.Contohnya adalah Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta.Bandar udara tersebut memiliki dua buah runway masing-masing sepanjang 3600m dan 3660m dengan posisi sejajar atau paralel. Orang awam sering mengatakan runway selatan untuk runway yang berada di sebelah selatan Terminal 1, dan runway utara untuk runway yang berada di sebelah utara Terminal 2 dan Terminal 3.Kode untuk runway di sebelah utara adalah 07L dan 25R, sedangkan kode untuk runway di sebelah selatan adalah 07R dan 25L.
Kedua runway di Bandar Udara Soekarno-Hatta memang dibangun dengan tata letak sejajar dengan azimuth 70 derajad dan 250 derajad.Angka-angka sudut tersebut merupakan pembulatan dari sudut riilnya. Dengan demikian maka penomoran runway di Bandara Soekarno-Hatta tersebut adalah angka 07 untuk kedua ujung runway yang terletak di barat, dan angka 25 untuk kedua ujung runway yang terletak di timur. Arti angka 07 merujuk pada besaran sudut atau arah azimuth 70 derajad dari utara jika pesawat udara melakukan pendekatan ke arah landas pacu dari area sebelah barat bandar udara.Sedangkan angka 25 merujuk pada sudut 250 derajad dari utara apabila pesawat udara menuju ke arah landas pacu dari kawasan pendekatan di sebelah timur area bandar udara.

3 comments:

  1. Dengan adanya penambahan rwy ke 3 yg sejajar di sebelah utara, bgmn penyebutan untuk rwy baru tsb sebaiknya ya? Mhn masukannya

    ReplyDelete