Twin
Otter Sang Armada Perintis
Nama teknis pesawat udara ini
sebenarnya adalah DHC-6 Twin Otter. DHC singkatan dari De Havilland Canada yang
merupakan nama pabrik pembuat pesawat udara yang bermarkas di Kanada. Angka 6
menunjukkan seri ke-6 dari rumpun pesawat kecil yang dibuatnya, sedangkan nama
Twin Otter nampaknya merujuk pada 2 buah mesin turbopropeler yang dicangkokkan
pada sayap yang menggantung di atas badan pesawatnya. Pabrik pembuat pesawat De
Havilland Canada tersebut kalau tidak keliru sekarang sudah diakuisisi oleh
raksasa pembuat pesawat dari Amerika Boeing Corporation dengan nama Boeing
Canada. Produk-produk terusan yang dibuat oleh pabrik Boeing Canada tersebut
antara lain adalah DASH8 yang di Indonesia seperti yang dioperasikan Wings Air,
dan CRJ series (pesawat jet regional berkapasitas 70-80an penumpang).
Spesifikasi teknis pesawat udara DHC
6 Twin Otter adalah sebagai berikut (Jane’s Aircraft Specification Book dan
Wikipedia) :
Technical Drawings:
Spesifikasi (DHC6-300):
- Kru:
Minimum 1 orang kru, umumnya 2 orang kru. (Pramugari musti ada dalam
penerbangan jikalau jumlah penumpang lebih dari 19 orang)
- Kapasitas:
19 or 20 passengers(penumpang)
- Panjang Badan Pesawat (length): 51 ft 9 in (15.77 m)
- Lebar Sayap (Wingspan): 65
ft (19.8 m)
- Tinggi (Height):
19 ft 6 in (5.9 m)
- Wing area:
420 ft² (39 m²)
- Berat Kosong (Empty weight) : antara 7,000 lb (3,200 kg) dan 8,000 lb
(3,628 kg)
- Bobot Maksimum saat Lepas Landas (Max takeoff
weight): 12,500 lb (5,670 kg)
- Mesin (Powerplant):
2× Pratt & Whitney PT6A-27turboprop engines, 620 hp – 680 hp (460 kW – 507 kW) each
Performa:
- Kecepatan Maksimum (Maximum speed): 183
knots (210 mph (340 km/h))
- Kecepatan Jelajah (Cruise speed): 143
kt (165 mph (266 km/h))
- Jarak Penerbangan Terjauh (Range): 920
nautical miles (1,050 mi (1,690 km))
- Ketinggian Jelajah (Service ceiling):
26,700 ft (8,140 m)
- Kecepatan Pendakian (Rate of climb):
1,600 ft/min (8.1 m/s)
Meskipun saat ini memang sudah
semakin berkurang populasi Twin Otter yang beroperasi di langit Indonesia,
namun sebenarnya kebutuhan armada udara sekelas Twin Otter ini masih sangat
diperlukan, utamanya untuk penerbangan komuter di Kawasan Timur Indonesia.
Kabarnya PT Dirgantara Indonesia (dahulu IPTN) sedang mengembangkan pesawat
udara yang sekelas dengan Twin Otter yang dikenal nama N-219. Kapan tahun
keluar produksinya kita tunggu saja.
No comments:
Post a Comment